Risa Nurhijatulail
Senin, 01 Agustus 2011
+ Top 5 Movie Horror Indonesian
1.Jelangkung ( 2001 )
Nilai : 9 / 10
Asli pertama kali saya nonton film ini bikin saya gk bisa tidur ber hari2....! hahahaha.... serius, serem banged
2. Tusuk Jelangkung ( 2003 )
Nilai : 7 / 10
Squel ke-2nya memang gk sebagus yg pertama, tpi masih ada rasa dag dig dug waktu nonton nih film.....! Soundtracknya juga yg di nyanyiik Astrid, benar2 keren....!
3. Mirror ( 2005 )
Nilai : 8 / 10
Sebenarnya nilai ( + ) bukan trdpt pd ke sereman nih film, tapi film ini mengangkat cerita yg sangat baik, apa lagy di padukan dengan akting Nirina yg sangat bagus.
4. Kuntilanak ( 2006 )
Nilai : 8 / 10
Gila baru kali ini gw liat Kuntilanak serem banged, saya juga penasaran sama siapa org yg berperan sbg tuh kuntilanak, CZ bada doi sbg kuntilanak serem banged.....! bener2 beda dengan kuntilanak2 versi yg lain, aplose deh buat org yg bererja di bagian Costum disgn & make up arts nih film......!
5. Rumah Dara ( 2010 )
Nilai : 8 / 10
Saya rasa film ini yang paling menonjol di tahun 2010, mengingat saingan film2 horror yg lain gk begitu bagus. akting Shareefa Danish di sini juga bagus, gk kalah sama film2 Horror luar....!
+ Movie Of The Day : Resident Evil - Afterlife
Resident Evil: Afterlife
Directed by : Paul W. S. Anderson
Production by : Screen Gems
Starring :
Milla Jovovich, Ali Larter, Wentworth Miller, Spencer Locke, Kim Coates
Milla Jovovich, Ali Larter, Wentworth Miller, Spencer Locke, Kim Coates
Budget : -
Release Date : September 10th, 2010
Genre : Action
Writer : mike
Synopsis :
-
-
WORDS Takdir
See the action in amazing 3-D!
Kecewa dengan kualitas film-film live action yang dikonversikan ke 3-D karena tidak menampilkan sensasi 3 D yang maksimal? Maka film ini bisa menjadi penawar Anda yang haus sensasi 3 D karena film ini menggunakan sistem kamera 3 D yang sama dengan yang digunakan oleh film Avatar, yakni sistem kamera Pace/Cameron yang dikembangkan khusus untuk film Avatar pada awalnya.
Bahkan di trailer promosinya disebutkan bahwa film ini menggunakan kamera tersebut, sesuatu yang agak aneh sebab biasanya jenis kamera bukan bagian yang termasuk promosi film, tampaknya pihak produser memang mencari untung dari medium ini.
Inovasi tak berhenti sampai situ, film ini juga akan rilis dalam format IMAX(R) 3D dengan satu tujuan, meraup lebih banyak uang sebab harga tiketnya akan lebih mahal dari film biasa.
Sebagai film keempat berdasar game, dalam film ini karakter Chris Redfield dari game akan dimunculkan disini. Tapi kalau Anda sudah sering menonton film adaptasi game dan sudah menonton tiga film Resident Evil sebelumnya; jangan terlalu berharap banyak sebab kebanyakan film adaptasi game mengecewakan dari segi cerita.
Tapi jangan berkecil hati dulu karena produser film ini tidak mengejar Palem Emas di Cannes Film Festival, melainkan sebuah film yang diharapkan bisa menghibur dan mengejutkan penonton dengan sesederhana mungkin di mana sasaran utamanya adalah para remaja dan pemuda yang senang bermain game-nya.
Kisahnya masih melanjutkan Resident Evil: Extinction, di mana Alice (Milla Jovovich) masih berkelana keliling dunia mencari mereka yang selamat dari wabah virus berbahaya. Ia juga harus berhadapan dengan musuh utamanya, Albert Wesker, untuk pertamakali.
Berseting di Los Angeles Alice dikepung zombie ketika hendak menuju markas Umbrella Organization. Bersama mereka yang masih bertahan hidup, ia berusaha membebaskan manusia lain yang dipenjara di markas Umbrella Organization bersama kakak Claire (Ali Larter), Chris Redfield (Wentworth Miller). Dari ceritanya sendiri, ada bocoran bahwa game Resident Evil ke 5 menjadi pengaruh kisah film ini. Sekuel ini sudah direncanakan sejak lama, dari tahun 2005 dengan rencana awal akan syuting di Tokyo dan Alaska. Untuk Paul W.S. Anderson sendiri, ini merupakan kesempatan ia kembali menjadi sutradara setelah menjadi sutradara film pertamanya, walau ia sendiri terlibat dalam sekuel sebelumnya.
Film ini memang tidak mengandalkan cerita yang solid, tapi hanya aksi belaka, Jangan harapkan cerita yang dalam karena tampaknya produser film ini melacurkan 3 D agar filmnya laku keras.
Dari trailer tampaknya 3 D akan habis-habisan dieksploitasi, dari berbagai benda yang dilempar ke arah penonton sampai ledakan dahsyat. Tak hanya sistem kamera Pace/Cameron yang dipakai, tapi film ini juga memakai pekerja film yang pernah syuting Avatar, contohnya Paco Fischer yang bertanggung jawab atas tampilan 3 Dimensi film ini.
Dengan bujet US$60 juta syuting filmnya dimulai di Kanada dan berakhir dalam 10 minggu saja. Bujetnya sendiri paling besar dari tiga film sebelumnya (bujet membengkak 20% kalau menggunakan kamera 3 D) dan akan menampilkan lebih banyak aksi bahkan anjing doberman zombie yang terinfeksi virus akan dibuat lebih ganas dan meyakinkan dengan menambahkan tentakel yang keluat dari moncong anjingnya.
Karena memakai kamera 3 D maka proses syutingnya dilaksanakan sangat berbeda dari tiga film sebelumnya. Adegan aksi dilakukan lebih cermat dan adegan dialog ditambah properti di latarnya agar efek 3 Dimensi tetap terasa.
Hal ini merupakan tantangan baru bagi tim produksi film ini di mana mereka harus melakukan lebih banyak inovasi agar filmnya tetap menarik.
Bisa dikatakan jualan utama film ini adalah format 3 D-nya karena dari segi cerita, sekuel ke empat ini tidak menawarkan sesuatu yang baru yang bisa menantang nalar Anda.
See the action in amazing 3-D!
Kecewa dengan kualitas film-film live action yang dikonversikan ke 3-D karena tidak menampilkan sensasi 3 D yang maksimal? Maka film ini bisa menjadi penawar Anda yang haus sensasi 3 D karena film ini menggunakan sistem kamera 3 D yang sama dengan yang digunakan oleh film Avatar, yakni sistem kamera Pace/Cameron yang dikembangkan khusus untuk film Avatar pada awalnya.
Bahkan di trailer promosinya disebutkan bahwa film ini menggunakan kamera tersebut, sesuatu yang agak aneh sebab biasanya jenis kamera bukan bagian yang termasuk promosi film, tampaknya pihak produser memang mencari untung dari medium ini.
Inovasi tak berhenti sampai situ, film ini juga akan rilis dalam format IMAX(R) 3D dengan satu tujuan, meraup lebih banyak uang sebab harga tiketnya akan lebih mahal dari film biasa.
Sebagai film keempat berdasar game, dalam film ini karakter Chris Redfield dari game akan dimunculkan disini. Tapi kalau Anda sudah sering menonton film adaptasi game dan sudah menonton tiga film Resident Evil sebelumnya; jangan terlalu berharap banyak sebab kebanyakan film adaptasi game mengecewakan dari segi cerita.
Tapi jangan berkecil hati dulu karena produser film ini tidak mengejar Palem Emas di Cannes Film Festival, melainkan sebuah film yang diharapkan bisa menghibur dan mengejutkan penonton dengan sesederhana mungkin di mana sasaran utamanya adalah para remaja dan pemuda yang senang bermain game-nya.
Kisahnya masih melanjutkan Resident Evil: Extinction, di mana Alice (Milla Jovovich) masih berkelana keliling dunia mencari mereka yang selamat dari wabah virus berbahaya. Ia juga harus berhadapan dengan musuh utamanya, Albert Wesker, untuk pertamakali.
Berseting di Los Angeles Alice dikepung zombie ketika hendak menuju markas Umbrella Organization. Bersama mereka yang masih bertahan hidup, ia berusaha membebaskan manusia lain yang dipenjara di markas Umbrella Organization bersama kakak Claire (Ali Larter), Chris Redfield (Wentworth Miller). Dari ceritanya sendiri, ada bocoran bahwa game Resident Evil ke 5 menjadi pengaruh kisah film ini. Sekuel ini sudah direncanakan sejak lama, dari tahun 2005 dengan rencana awal akan syuting di Tokyo dan Alaska. Untuk Paul W.S. Anderson sendiri, ini merupakan kesempatan ia kembali menjadi sutradara setelah menjadi sutradara film pertamanya, walau ia sendiri terlibat dalam sekuel sebelumnya.
Film ini memang tidak mengandalkan cerita yang solid, tapi hanya aksi belaka, Jangan harapkan cerita yang dalam karena tampaknya produser film ini melacurkan 3 D agar filmnya laku keras.
Dari trailer tampaknya 3 D akan habis-habisan dieksploitasi, dari berbagai benda yang dilempar ke arah penonton sampai ledakan dahsyat. Tak hanya sistem kamera Pace/Cameron yang dipakai, tapi film ini juga memakai pekerja film yang pernah syuting Avatar, contohnya Paco Fischer yang bertanggung jawab atas tampilan 3 Dimensi film ini.
Dengan bujet US$60 juta syuting filmnya dimulai di Kanada dan berakhir dalam 10 minggu saja. Bujetnya sendiri paling besar dari tiga film sebelumnya (bujet membengkak 20% kalau menggunakan kamera 3 D) dan akan menampilkan lebih banyak aksi bahkan anjing doberman zombie yang terinfeksi virus akan dibuat lebih ganas dan meyakinkan dengan menambahkan tentakel yang keluat dari moncong anjingnya.
Karena memakai kamera 3 D maka proses syutingnya dilaksanakan sangat berbeda dari tiga film sebelumnya. Adegan aksi dilakukan lebih cermat dan adegan dialog ditambah properti di latarnya agar efek 3 Dimensi tetap terasa.
Hal ini merupakan tantangan baru bagi tim produksi film ini di mana mereka harus melakukan lebih banyak inovasi agar filmnya tetap menarik.
Bisa dikatakan jualan utama film ini adalah format 3 D-nya karena dari segi cerita, sekuel ke empat ini tidak menawarkan sesuatu yang baru yang bisa menantang nalar Anda.
+ Movie Of The Day : The Sorcerer's Apprentice
The Sorcerer's Apprentice
Directed by : Jon Turteltaub
Production by : Walt Disney Pictures
Starring :
Nicolas Cage, Jay Baruchel, Alfred Molina, Teresa Palmer, Toby Kebbell, Monica Bellucci, Robert Capron, Alice Krige, Gregory Woo, James A. Stephens
Nicolas Cage, Jay Baruchel, Alfred Molina, Teresa Palmer, Toby Kebbell, Monica Bellucci, Robert Capron, Alice Krige, Gregory Woo, James A. Stephens
Budget : US$180,000,000
Release Date : July 14th, 2010
Genre : Action/Adventure/Drama/Fantasy
Writer : mike
Synopsis :
-
-
Setelah melewati tahun 2009 dengan tidak terlalu menyenangkan karena beberapa filmnya gagal di pasaran, aktor Nicolas Cage menatap tahun yang lebih cerah di 2010 ini. Setelah terlibat dalam film superhero yang tidak super; Kick-Ass, yang mendapat sambutan hangat dari penonton awam maupun kritikus, aktor yang memerankan karakter Damon Macready/Big Daddy dalam film arahan sutradara Matthew Vaughn tersebut kini siap menyapa kembali para penggemarnya melalui film arahan sutradara Jon Turteltaub; The Sorcerer's Apprentice.
Film yang menghabiskan dana sebesar US$180 juta untuk biaya produksinya ini merupakan ajang reuni bagi Cage, Turteltaub, serta sang produser; Jerry Bruckheimer. Sebelumnya, mereka bertiga telah berkolaborasi bersama dalam film National Treasure (2004), serta sekuelnya; National Treasure: Book of Secrets, yang rilis tiga tahun kemudian. Kolaborasi trio ini dalam film terdahulu dapat terbilang sukses besar, karena kedua film tersebut berhasil meraup total pendapatan sebesar US$804,876,918 dari peredarannya di seluruh dunia dengan biaya produksi ‘hanya’ sebesar US$230 juta. Bahkan sekuel kedua; National Treasure 3, saat ini tengah dalam tahap pengembangan, dan diharapkan dapat rilis tahun depan. Kesuksesan inilah yang diharapkan dapat kembali terulang dalam The Sorcerer's Apprentice.
Selain Nicolas Cage, film ini juga melibatkan beberapa nama yang sudah tidak asing lagi, sebut saja aktor pengisi suara Hiccup dalam How to Train Your Dragon (2010); Jay Baruchel, aktor Alfred Molina yang baru-baru ini juga bermain dalam film yang diproduseri Bruckheimer; Prince of Persia: The Sands of Time (2010), aktris cantik bertubuh seksi dari Italia; Monica Bellucci (The Private Lives of Pippa Lee), serta tidak ketinggalan aktris cantik lainnya, Teresa Palmer (Bedtime Stories), yang berperan sebagai love interest Baruchel.
It is not a myth
It is not an illusion
It is not your imagination
Bersetingkan kota Manhattan di era modern saat ini, seorang penyihir tangguh; Balthazar Blake (Cage), mencoba melindungi salah satu kota termakmur di Amerika tersebut dari musuh abadinya; Maxim Horvath (Molina). Walaupun memiliki kemampuan sihir yang luar biasa, bukan perkara mudah untuk mengalahkan pernyihir jahat yang memiliki berbagai rencana licik tersebut.
Horvath sangat berambisi menguasai Manhattan untuk kepentingan pribadinya. Dan untuk merealisasikan ambisinya tersebut, ia dibantu oleh seorang ilusionis ternama; Drake Stonea (Kebbell), yang bersedia membantunya hingga akhir. Menghadapi Horvath seorang diri saja sudah menyulitkan, dan kini ia memiliki bala bantuan yang membuat segala sesuatunya makin sulit bagi Blake, bahkan ia tidak yakin dapat menghentikan mereka seorang diri.
Karena itulah, akhirnya ia mencari seseorang yang dapat membantunya mengalahkan kekuatan jahat tersebut, dan pilihannya jatuh kepada Dave Stutler (Baruchel), seorang mahasiswa fisika biasa yang ternyata menyimpan potensi tersembunyi yang tidak pernah ia duga. Blake pun mengangkat Stutler menjadi muridnya.
Awalnya, Stutler sangat skeptis dan berusaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan yang ada. Tapi untunglah Blake berhasil meyakinkan sang murid. Kursus kilat untuk menjadi seorang penyihir pun dilakoni Stutler, dan selama proses belajar tersebut, tidak jarang berbagai ‘kecelakaan kecil’ terjadi.
Tujuan Stutler berlatih sihir tidak hanya sekedar untuk menyelamatkan kota yang ia tinggali tersebut, namun juga untuk melindungi gadis yang ia cintai. Dengan kemampuannya tersebut, ia berharap suatu saat nanti, ia dapet mencuri hati Becky (Kebbell), dan bersatu dengan pujaan hatinya tersebut. Tapi sebelum hal itu dapat terjadi, ia dan sang mentor harus terlebih dulu baku hantam dengan Horvath dan Stonea yang ternyata lebih sulit dari dugaannya semula.
+ Movie Of The Day : Legend of the Guardians: The Owls of Ga'Hoole
Directed by : Zack Snyder
Production by : Warner Bros. Pictures
Starring :
Jim Sturgess, Geoffrey Rush, Emily Barclay, Jay Laga'aia
Jim Sturgess, Geoffrey Rush, Emily Barclay, Jay Laga'aia
Budget : -
Release Date : September 24th, 2010
Genre : -
Writer : mike
Synopsis :
Kisahnya mengenai Soren (Jim Sturgess), seekor burung hantu muda yang kagum akan kisah ayahnya mengenai penjaga Ga’Hoole, sekelompok burung hantu yang jagoan dan menyelamatkan dunia burung hantu.Tapi Kludd (Ryan Kwanten), kakak Soren selalu cemburu pada Soren dan kecemburuan ini menyebabkan Soren jatuh dari sarang di puncak pohon mereka dan jatuh ke bawah.
Padahal Soren belum bisa terbang secara sempurna. Ia lalu diculik dan dibawa ke sebuah tempat bernama Sekolah untuk Burung Hantu Yatim Piatu St. Aegolius di mana di sekolah itu banyak juga anak burung hantu lain yang menjadi korban penculikan.
Di sekolah itu ia dan murid lainnya disiksa dan dipaksa agar tidak bisa terbang. Bersama sahabatnya, Gylfie (Emily Barclay) ia berusaha kabur.
Pemilik sekolah itu adalah bangsa Pure Ones burung hantu dan mereka kabur dari sekolah mengerikan itu untuk mencari penjaga Ga’ahole, harapan Soren untuk menyelamatkan dunia burung hantu dari kekejaman Pure Ones.
Pohon Ga’ahole sendiri fungsinya hampir mirip dengan pohon besar di film Avatar yakni sebuah pohon di mana roh yang paling utama ada.
Lalu dunia apakah ini di mana burung hantu bisa berbicara dan terdiri dari berbagai macam jenis? Menurut bukunya ini adalah dunia pasca manusia di mana Soren menyebutkan (dalam bukunya) bahwa dahulu manusia pernah ada.
Inilah debut sutradara yang pernah menyutradarai video klip Desolation Row dari My Chemical Romance tahun lalu ini. Karena film keluarga produser sudah memproyeksikan penghasilan yang besar dan untuk memaksimalkan film ini sengaja dirancang dari awal dengan format 3 D sehingga pemasukannya bisa lebih besar.
Melihat animasinya Anda akan teringat dengan Happy Feet (2006) dan tidak salah sebab film ini memiliki kru yang sama dengan film animasi penguin bernyanyi itu.
Produksi filmnya sendiri sudah dimulai tahun lalu di Australia dibantu perusahaan visual effect Animal Logic yang membuat Happy Feet.
Filmnya sendiri mencakup tiga buku, The Capture, The Journey dan The Rescue. Hal ini menyebabkan Anda yang sudah membaca 15 jilid bukunya akan menemukan banyak hal yang dipersingkat di dalam bukunya untuk efisiensi durasi tayang film.
Tak seperti Happy Feet yang menjual nama pengisi suara yang terkenal, film ini cenderung low profile dari segi pengisi suara walau tetap ada nama yang bisa menjual seperti Helen Mirren.
Mungkin produser mulai menyadari bahwa memakai aktor terkenal sebagai pengisi suara animasi sebenarnya tidak begitu krusial, sebab penonton tidak ingin mendengar suara aktor terkenal, namun melihat visualisasi yang bagus serta cerita yang berbobot sehingga pemakaian aktor terkenal untuk mengisi suara sebenarnya tidak diperlukan.
Dilihat dari trailernya film ini senada dengan Happy Feet yakni animasi CGI yang photorealistic ditambah efek 3 D.
+ Movie Of The Day : Tron
Tron: Legacy
Directed by : Joseph Kosinski
Production by : Walt Disney Pictures
Starring :
Garrett Hedlund, Jeff Bridges, Bruce Boxleitner, Olivia Wilde, Beau Garrett
Garrett Hedlund, Jeff Bridges, Bruce Boxleitner, Olivia Wilde, Beau Garrett
Budget : -
Release Date : December 17th, 2010
Genre : Action & Adventure, Science Fiction, Suspense
Writer : mike
Synopsis :
Sudah merupakan hal yang lumrah apabila dalam satu tahun para penikmat film mendapat suguhan film yang memiliki formula atau kesamaan karakteristik unik dengan film lainnya yang dirilis dalam jangka waktu berdekatan, yang pada akhirnya terutama oleh kalangan kritikus fenomena menarik dan mencolok in
Sudah merupakan hal yang lumrah apabila dalam satu tahun para penikmat film mendapat suguhan film yang memiliki formula atau kesamaan karakteristik unik dengan film lainnya yang dirilis dalam jangka waktu berdekatan, yang pada akhirnya terutama oleh kalangan kritikus fenomena menarik dan mencolok in
"Tron Legacy" is a 3D high-tech adventure set in a digital world that's unlike anything ever captured on the big screen.
Sudah merupakan hal yang lumrah apabila dalam satu tahun para penikmat film mendapat suguhan film yang memiliki formula atau kesamaan karakteristik unik dengan film lainnya yang dirilis dalam jangka waktu berdekatan, yang pada akhirnya terutama oleh kalangan kritikus fenomena menarik dan mencolok ini dijadikan label untuk menandai fenomena menarik apa yang terjadi di masa perilisan film-film di tahun tersebut.Kita ambil contoh, pada tahun 2007 lalu, kalangan kritikus menyebut era perfilman di tahun itu sebagai The Battle of Threequels; di mana pada tahun itu banyak muncul film yang merupakan sekuel kedua dari film-film sukses seperti Pirates of the Caribbean: At World's End, Spider-Man 3, Shrek The Third, Rush Hour 3, tahun 2008 yang boleh dibilang tahunnya film superhero (The Dark Knight, Incredible Hulk, Hancock, Iron Man) serta tahun 2009 karakteristik yang mencolok yakni banyaknya film berstoryline tipe prekuel yang bermunculan (Underworld: Rise of the Lycans, Angels & Demons, X-Men Origins-Wolverine).
Untuk tahun 2010 ini fenomena menarik yang ada adalah kehadiran film sekuel yang memiliki rentang lebih dari 20 tahun sejak kemunculan film pertamanya, salah satunya film ini; Tron: Legacy. Tentunya masih segar dari ingatan sebelum kehadiran film rilisanDisney ini, belum lama berselang khalayak perfilman disuguhi Wallstreet: Money Never Sleeps; sekuel film Wallstreet (1987).
Masih berkaitan langsung dengan film pertamanya, fokus cerita masih berputar sekitar polemik yang dialami keluarga Flynn, tokoh utama dalam Tron. Namun, kali ini fokus cerita bergeser ke tokoh Sam; putra kandung sang protagonis di film pertamanya.
Dikisahkan, demi menemukan jejak ayahnya; software engineer Kevin Flynn (Bridges) yang menghilang tanpa jejak, putra Kevin, seorang ahli teknologi bernama Sam (Hedlund) melakukan pencarian, di mana ia kemudian terseret masuk ke dunia program komputer yang brutal dan permainan a la gladiator, yang ternyata selama seperempat abad telah menjadi semesta kehidupan sang ayah tercinta, yang terjebak di dalamnya. Maka bersama ‘orang’ kepercayaan Kevin; Quorra (Wilde), bapak dan anak Flynn ini menjalani petualangan hidup dan mati ke seantero jagat dunia cyber yang telah berkembang pesat menjadi lebih mutakhir dan jauh lebih berbahaya. Tak kurang waktu selama kurang lebih 10 tahun dibutuhkan untuk mematangkan proyek sekuel ini, pasalnya Disney tak ingin Tron 2 mencapai kegagalan. Publikasi awal film ini untuk pertama kalinya digelar di ajang Comic Con San Diego 2008 di mana trailer teaser film itu diputar di sana dan berhasil mengejutkan para pengunjung. Guna menjamin kesuksesannya, tokoh utama film sebelumnya yakni Jeff Bridges dan Bruce Boxleitner kembali dipanggil untuk mendampingi karakter-karakter baru Garrett Hedlund dan Olivia Wilde. Jika pada film pertamanya tokoh utamanya adalah Kevin Flynn maka dalam kisah lanjutannya ini bakal lebih berfokus pada Sam Flynn, anaknya. Kisahnya sendiri bakal menyoroti perjuangan sang anak untuk mencari ayahnya yang hilang di dalam dunia computer, di mana dalam prosesnya ia bakal menjalani takdir yang dulu pernah dihadapi sang ayah, namun kali ini sang anak bakal menghadapi lawan yang jauh lebih kuat, kejam dan teknologi yang jauh lebih maju.
Sama halnya dengan film pendahulunya, proyek film sekuel yang untuk kali keduanya menampilkan aktor peraih Oscar; Jeff Bridges sebagai tokoh Kevin Flynn, akan jor-joran mengeksploitasi sektor grafis yang ada di sini. Terlebih dengan adanya teknologi 3D di bidang perfilman, bakal membuat visualisasi sekuel film Tron ini akan bisa tampil lebih menarik lagi, karena memang faktanya, visualisasi universe Tron sangat cocok untuk diterapkan dalam sajian film dengan format 3D.
Daya tarik Tron: Legacy juga tidak berhenti sampai di situ. Layaknya stereotype yang selalu dialami film bertipe sekuel, film ini juga sudah barang tentu telah menarik perhatian berbagai kalangan, terutama yang dulu jatuh hati pada film instalmen pertamanya. Akan tetapi, bukan berarti tantangan yang diemban sutradara Kosinski akan sangat ringan, karena di samping ia harus bisa memuaskan para fans Tron yang sudah terlebih dahulu menyaksikan film pertamanya, ia juga harus mempertimbangkan golongan calon penonton lainnya, yang tertarik dengan materi promosi awal film ini namun belum berkesempatan atau bahkan mungkin sama sekali belum pernah mendengar perihal film pertamanya.
Menarik ditunggu, bakal sejauh apa upaya sang sineas menyajikan kisah sekuel Tron ini, apakah berimbang; dalam artian film ini bisa berlaku sebagai film sekuel dari film pertamanya sekaligus menjadi film yang bisa berdiri sendiri hingga bisa memuaskan kalangan yang sebelumnya asing mengenai saga petualangan fiksi ilmiah dengan seting dunia digital computer ini,atau tidak, karena dua faktor vital itulah yang akan mempengaruhi apakah sekuel film fiksi ilmiah yang kini menjadi cult itu lolos ‘ujian kelayakan’ atau tidak.
+ Movie Of The Day : Kung Fu Panda 2
Kung Fu Panda
Directed by : Jennifer Yuh Nelson
Production by : DreamWorks Animation SKG
Starring :
Jack Black, Angelina Jolie, Dustin Hoffman, Jackie Chan, Seth Rogen, Lucy Liu, David Cross, James Hong, Gary Oldman, Michelle Yeoh, Jean-Claude Van Damme, Victor Garber
Jack Black, Angelina Jolie, Dustin Hoffman, Jackie Chan, Seth Rogen, Lucy Liu, David Cross, James Hong, Gary Oldman, Michelle Yeoh, Jean-Claude Van Damme, Victor Garber
Budget : t.b.a.
Release Date : May 26th, 2011
Genre : Animation, Comedy, Kids & Family
Writer : dhany
Synopsis :
Prepare for the return of awesomeness.
Prepare for the return of awesomeness.
Tidak seperti umumnya film-film hasil adaptasi, yang kans prospek kemunculan proyek sekuelnya gampang dimaklumi serta materi ceritanya kebanyakan mudah diperoleh, film-film dari naskah orisinil hidup mati kelangsungan kisahnya lebih mudah faktor utama penentunya yakni keberhasilan dari segi raihan finansialnya. Gambaran seperti itulah tepatnya yang melatari kemunculan Kung Fu Panda 2. Dikarenakan kesuksesan besar yang berhasil diraih film pertamanya selain sambutan menggembirakan.
Di tahun 2008, DreamWorks berhasil mendulang sukses yang luar biasa melalui Kung Fu Panda, film animasi fantasi yang kisahnya berpusat pada sosok binatang panda tambun fans besar ilmu bela diri kung fu bernama Po, yang ternyata ditakdirkan sebagai pejuang legendaris ‘Yang Terpilih’ dari sebuah ramalan kuno kala ia berusaha menguasai seni kung fu.
Mengedepankan kisah ringan plus adegan-adegan sarat humor yang menggelitik, artwork yang menawan, serta dukungan nama-nama bintang besar sebagai pengisi suara para karakternya, Kung Fu Panda sanggup meraih lebih dari $626 juta dari hasil perolehannya di seluruh dunia dalam masa edarnya, menjadikannya sebagai salah satu film paling sukses sepanjang tahun 2008 sekaligus film orisinil rilisan DreamWorks Animation paling sukses sepanjang sejarah studio itu. Sudah barang tentu,pencapaian itu membuat pihak DreamWorks tidak segan-segan untuk membuatkan film sekuelnya.
Kini, di tahun 2011 ini, kurang lebih formula semacam itu lagi yang dikedepankan daalam film Kung Fu Panda 2 ini. Bedanya kali ini bukan duo sineas Mark Osborne dan John Stevenson lagi yang duduk di bangku sutradara, melainkan Jennifer Yuh Nelson; praktisi di bidang teknik perfilman yang melalui film ini bakal mengawali debut penyutradaraan di kancah layar lebar. Sebagai informasi, Yuh pada Kung Fu Panda berlaku sebagai kepala divisi cerita.
Po (Black) yang sekarang telah menjalani takdirnya sebagai master kung fu the Dragon Warrior, menjaga the Valley of Peace bersama Master Shifu serta The Furious Five: Tigress (Jolie), Crane (Cross), Mantis (Rogen), Viper (Liu), dan Monkey (Chan). Akan tetapi, kehidupan baru Po yang fantastis mendapat ancaman, kala muncul sosok antagonis ambisius yang mempunyai rencana untuk menggunakan senjata rahasia tanpa tanding, yang bahkan keberadaannya bisa menghilangkan eksistensi kung fu, guna menaklukkan Cina. Kini, mau tidak mau semuanya tergantung pada Po dan The Furious Five untuk berpetualang ke Cina, menghadapi ancaman ini dan menghancurkannya. Namun, bagaimana cara Po untuk menghentikan sebuah senjata yang bisa memusnahkan keberadaan kung fu? Jalan satu-satunya adalah dengan cara menelusuri kembali masa lalunya dan mengungkap rahasia asal usulnya yang misterius. Karena, hanya itulah yang dapat membuatnya mampu mengeluarkan kekuatan yang diperlukan untuk menunaikan misinya kali ini.
Berbicara mengenai filmnya, Seperti umumnya sekuel, sudah barang tentu apa yang akan ditampilkan dalam film ini kurang lebih akan setali tiga uang dengan film pertamanya, baik dari segi formula cerita, sedangkan dari materi mengenai film ini yang sudah beredar di khalayak luas, hampir seluruh pemain tokoh kunci yang dulu tampil dalam film pertamanya akan kembali hadir guna meneruskan peran mereka. Sedangkan, untuk faktor pembedanya/pemicu daya tariknya dihadirkan karakter baru, yang lagi-lagi guna memastikan jaminan kesuksesan proyek sekuel ini, pihak studio merekrut para bintang yang namanya sudah tenar untuk menjadi pengisi suaranya.
Sebagaimana predesornya, sekuel Kung Fu Panda ini diprediksi bisa menghasilkan pencapaian yang sama bahkan melebihi perolehan yang ditorehkan film pertamanya. Apalagi seperti halnya film-film rilisan DreamWorks SKG lainnya selepas 2009, film ini juga akan disajikan dalam format 3D, yang bakal membuat tampilan aksi kedua petualangan Po lebih ciamik dari tampilan di film sebelumnya. Besar kemungkinan kisah petualangan Panda kocak ini akan dibanjiri kalangan penonton dari semua kalangan umur yang menginginkan sajian jalinan cerita ringan, sederhana, dan menghibur.
Langganan:
Postingan (Atom)